Senin, 24 November 2008

Awet Muda, Gimana sih ?


Keinginan untuk tetap tampil muda dan sehat sudah muncul sejak berabad-abad lampau. Orang Mesir rela berendam dalam lumpur karena kepercayaan lumpur bisa mengencangkan kulit. Sampai-sampai lahir dongeng tentang air terjun yang bisa membuat orang awet muda di berbagai negara. Di Indonesia sendiri konon orang yang mencuci muka dengan air terjun Tirto Sari di Magetan, Jawa Timur, bisa tetap cantik dan tetap terlihat muda.

Hingga kini, para ahli medis dan bioteknologi juga merasa tertantang untuk menyibak misteri menunda ketuaan. Padahal kunci untuk tetap sehat dan awet muda itu ada dalam kehidupan kita sehari-hari.
”Orang tidak mau cepat tua tidak selalu identik dengan ingin tampil cantik atau tampan. Ada juga faktor penyebab lain, yakni tidak ingin menderita sakit,” ujar Maria Sulindro MD, Direktur Medis Pasadena Anti-Aging Clinic di Jakarta, beberapa waktu lalu. ”Cukup banyak penyakit yang mengancam akibat penuaan, seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan sejenisnya.”
Belum lagi berbagai efek samping dari obat-obatan yang sudah cukup lama dikonsumsi sejak usia muda. Efek samping ini bisa berupa aneka ragam penyakit yang tidak kita alami di usia belia. Ditambah dengan kondisi tubuh yang mengalami somatopause, yaitu saat di mana tubuh berhenti memproduksi hormon-hormon yang sangat diperlukan seperti testoteron, progesteron, estrogen dan sejenisnya. Pada kaum Adam, masa ini lebih populer dengan sebutan andropause, sedangkan pada perempuan dikenal dengan nama menopause. Keduanya sama-sama ditakuti sebab selain mengundang berbagai jenis penyakit penuaan juga mengurangi keindahan penampilan.

Baik pada lelaki maupun perempuan, kehilangan hormon akan menurunkan aktivitas tubuh. Penampilan mereka tidak lagi sesegar di saat belum memasuki masa somatopause.
Memang cukup banyak obat-obat dan layanan medis yang menjanjikan bisa menunda penuaan. Namun tetap saja cara alami adalah yang terbaik. ”Ada beberapa program awet muda yang di antaranya bisa kita terapkan sendiri dalam hidup sehari-hari. Hanya saja kebanyakan orang merasa sangat sulit mempraktikkannya,” komentar Maria yang lulusan American Board of Anti-Aging Medicine di bawah naungan Harvard University ini.

Tidak Tiba-tiba
Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan atas beberapa fase. Fase pertama adalah subklinikal yang terjadi pada usia antara 25-35 tahun. Di fase ini hormon kita mulai mengalami penurunan produksi. Penurunan ini mencapai 14 persen ketika seseorang berusia 35 tahun. Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Di fase ini orang mungkin merasa sehat-sehat saja, padahal kerusakan sel sudah mulai menyerang.

Fase berikut adalah transisi, yakni saat mencapai usia 35-45 tahun. Hormon manusia pada fase ini menurun hingga 25 persen sehingga tubuh mulai mengalami tanda penuaan. Biasanya fase ini ditandai dengan lemahnya penglihatan, tumbuh uban, berkurangnya stamina dan energi. Repotnya, pada usia ini seseorang sangat berisiko terkena kanker sebagai akibat dari gaya hidup yang tidak sehat sedari usia muda.
Dan puncak dari itu semua adalah fase klinikal, yakni di usia 45 tahun ke atas. Karena produksi hormon terus berkurang hingga berhenti sama sekali, maka di fase ini kulit akan mengalami dehidrasi dan tubuh cepat lelah. Penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes menjadi momok yang mengerikan.

Karena proses penuaan ini terjadi dalam beberapa fase, maka sesungguhnya ada banyak waktu tersedia untuk menghambatnya. Cepat atau lambatnya penuaan dipengaruhi oleh faktor genetika alias keturunan sebanyak 30 persen. Sisanya, 70 persen lebih dipengaruhi oleh gaya hidup. Seseorang yang rajin berolahraga, tidak perlu olah raga keras, terbukti bisa menangkal sejumlah penyakit kardiovaskuler. Kian jauh seseorang dari derita penyakit jantung, stroke dan sejenisnya, kian berbahagialah hidupnya. Dan kebahagiaan itu di sini merupakan salah satu peran terbesar penunda penuaan. Tidak mungkin rasanya orang bisa terlihat sehat dan awet muda kalau tubuhnya dihinggapi berbagai jenis penyakit berbahaya.

Olah raga yang dimaksud di sini adalah olah raga ringan yang kita bisa lakukan di sela aktivitas keseharian. Kita tidak perlu menjadi seorang atlit. Senam kecil, lari atau jalan cepat agaknya bukan aktivitas yang mengganggu untuk sering-sering dilakukan.
Hal kedua yang seharusnya bisa menjadi penunjang penunda penuaan adalah faktor diet dan nutrisi. Tentu kita tak asing dengan idiom yang berbunyi ”you are is what you eat”, yang artinya kurang lebih apa yang kita makan menentukan seperti apakah tubuh kita. Menurut Maria yang sudah 20 tahun bergelut di bidang medis ini, diet dan nutrisi sangat berperan dalam menentukan proses penuaan dan kesehatan seseorang. Pada beberapa eksperimen oleh ilmuwan, terbukti bahwa jumlah kalori yang berlebihan dalam tubuh makhluk hidup bisa menyebabkan usia lebih pendek. Hal ini berlaku juga pada manusia. ”Maka sebaiknya janganlah makan terlalu kenyang dan jangan tergoda untuk makan sebelum merasa lapar,” tutur Maria. Tentu saja tindakan bijak macam ini memerlukan usaha keras yang tidak mudah. Tapi makin lama orang akan terbiasa dengan pola makan sehat.

Sulih Hormon?
Kebiasaan menyantap cemilan atau kudapan juga berakibat buruk pada tubuh. Sayangnya, kebiasaan macam ini sudah melekat sejak usia anak-anak. Sedari kecil kita sudah biasa mengonsumsi permen dan kue-kue yang berasa manis dan mengandung kadar gula cukup tinggi. Padahal makin banyak kadar gula yang masuk ke tubuh kita, makin berisiko pula kita terkena kanker. Ini disebabkan sel kanker senang tumbuh pada tubuh yang memproduksi insulin tinggi. Namun mengurangi konsumsi gula juga harus tetap seimbang jangan sampai tubuh kekurangan zat satu ini.
Dan satu lagi kebiasaan buruk kita adalah senang makan ketika larut malam tiba. Padahal menurut Maria, jam makan paling malam yang ideal bagi kesehatan adalah pukul enam sore. Setelah lewat pukul enam sebaiknya orang tidak lagi mengonsumsi makanan berat seperti nasi, gandum dan sejenisnya. Makanan-makanan berat ini akan memperberat kinerja hormon di saat kita tertidur.

Selain makanan, adalagi hal lain yang harus diperhatikan, yakni stres. Benar kata pepatah bahwa banyak marah bikin orang cepat tua. Stres yang berkepanjangan ada baiknya dimanajemeni sedemikian rupa sehingga tidak terlalu menyiksa jiwa dan tubuh. Di saat stres, terjadi stimulasi hormon kortisol yang justru mempercepat penuaan. Lebih dari itu, stres yang berkepanjangan juga mengganggu jantung dan otak.
Ketiga hal ini sebenarnya bisa kita terapkan dalam keseharian, namun cukup sulit memang untuk mempraktikkannya. Kebanyakan orang merasa malas atau berargumen tidak ada waktu untuk berolah raga atau mengawasi jumlah makanan yang dilahap.

Padahal kalau saja ketiga hal itu bisa dilakukan, orang tidak perlu bersusah payah menjalani pelbagai jenis pengobatan di untuk menunda penuaan. Memang di masa kini sudah cukup banyak kemajuan medis yang bisa menjanjikan ”obat awet muda”. Terapi sulih hormon misalnya, bisa membuat orang berusia lanjut kembali memiliki stamina dan penampilan usia belia. Namun menurut Maria, terapi sulih hormon yang dilakukan tidak sesuai prosedur justru membahayakan pasien. ”Hormon estrogen yang tidak berasal dari bahan alami bisa menyebabkan kanker rahim dan kanker payudara,” demikian Maria
http://www.sinarharapan.co.id/

Tidak ada komentar: